Selasa, 05 April 2011

tugas teknik pondasi " jenis pondasi yang jarang digunakan"

Pondasi yg umum dipakai adalah Batamerah, Batukali, Cakar Ayam. Terdapat jenis pondasi lain, yg secara teknis paling andal tetapi jarang digunakan untuk perumahan, yaitu paku bumi-borpile. Tidak ada bangunan bertingkat tinggi yang pakai pondasi batukali atau cakar ayam, semuanya paku bumi.
      1. Paku bumi-borpile
Langkah Pengerjaan:
1. Titik pondasi, dibor dengan alat khusus, bisa manual atau mesin, sampai menyentuh lapisan tanah keras. kasarnya 300cm, diameter mata bor 10inchi (10″) shg menghasilkan lubang dg diameter 27-30cm
2. Disiapkan besi beton
  • 1 lantai: besi 10″ 4 jalur dg besi spiral 6″
  • 2 lantai: besi 12″ 6 jalur dg besi spiral 6″
Pemilihan ukuran besi dan jumlah jalur, tergantung beban bangunan yg akan dipikulnya nanti.
Contoh: Besi beton 16″ 6 jalur dg besi spiral 8″, bekapasitas angkat beban 30ton. Sebuah rumah 3 lantai dg luas keseluruhan 600m, ditaksir memiliki berat 300ton (0,5ton per m2 bangunan bata merah), membutuhkan pondasi 300ton x3=900ton (x3 faktor pengaman utk angin, getaran kendaraan dll). Sehingga titik pondasi yang dibutuhkan adalah 900ton:30ton = dibutuhkan 30 titik.
Cara bikin besi spiralnya, gampang saja. Potong batang pohon diameter 25cm sepanjang 20- 30 cm. Lilitkan besi sepanjang 12m kebatang tsb seperti menggulung benang, setelah itu lepaskan
3. Masukan rangkaian besi beton kedalam lubang
4. Tuangkan cor beton
5. Rangkai besi untuk sloof, pasang bekisting dan cor sloof
Konsep ekonomisnya adalah, dengan biaya yang minimal, diperoleh kekuatan konstruksi yang memadai:
  • mata bor dan alat bor manual, sama seperti menggali jetpump, hanya dg mata bor yg lebih besar (10″);
  • tenaga 2 kenek diharapkan dapat menggali 2-4 lubang per hari;
  • cor borpile satu lubang butuh +- 0,14m3




  1. Pondasi tiang pancang

Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu.
Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, di bor atau di dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan Pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe tanah, material dan karakteistik penyebaran beban tiang pancang di klasifikasikan berbeda-beda.
Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem transfer beban bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi, pertahananan, dan hal-hal yang strategik dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau. Oleh sebab itu perlu memperkuat tanah penunjang dengan beberapa tiang.
Tiang yang terbuat dari kayu (timber pile) dipasang dengan dipukul ke dalam tanah dengan tangan atau lubang yang digali dan diisi dengan pasir dan batu.
Pada tahun 1740, Christoffoer Polhem menemukan peralatan pile driving yang mana menyerupai mekanisme Pile driving saat ini. Tiang baja (Steel pile) sudah digunakan selama 1800 dan Tiang beton (concrete pile) sejak 1900. Revolusi industri membawa perubahan yang penting pada sistem pile driving melalui penemuan mesin uap dan mesin diesel. Lebih lagi baru-baru ini, meningkatnya permintaan akan rumah dan konstruksi memaksa para pengembang memanfaatkan tanah-tanah yang mempunyai karakteristik yang kurang bagus. Hal ini membuat pengembangan dan peningkatan sistem Pile driving. Saat ini banyak t eknik-teknik instalasi tiang pancang bermunculan. Seperti tipe pondasi yang lainnya, tujuan dari pondasi tiang adalah :
- untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras
- untuk menahan beban vertical, lateral, dan beban uplift
Struktur yang menggunakan pondasi tiang pancang apabila tanah dasar tidak mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai. Kalau hasil pemeriksaan tanah menunjukkan bahwa tanah dangkal tidak stabil & kurang keras atau apabila besarnya hasil estimasi penurunan tidak dapat diterima pondasi tiang pancang dapat menjadi bahan pertimbangan. Lebih jauh lagi, estimasi biaya dapat menjadi indicator bahwa pondasi tiang pancang biayanya lebih murah daripada jenis pondasi yang lain dibandingkan dengan biaya perbaikan tanah.
Dalam kasus konstruksi berat, sepertinya bahwa kapasitas daya pikul dari tanah dangkal tidak akan memuaskan,dan konstruski seharusnya di bangun diatas pondasi tiang. Tiang pancang juga digunakan untuk kondisi tanah yang normal untuk menahan beban horizontal. Tiang pancang merupakan metode yang tepat untuk pekerjaan diatas air, seperti jetty atau dermaga.
3. Pondasi rakit
Pondasi rakit adalah sebuah pelat beton besar yang digunakan untuk menghubungkan permukaan (interface) antara satu atau lebih kolom di dalam beberapa garis (jalur) dengan tanah dasar. Secara umum pelat pondasi rakit dapat dianalisis dengan dua anggapan. Pertama pelat pondasi rakit dianggap merupakan struktur yang fleksibel, berarti pelat pondasi akan mengalami deformasi yang tidak sama akibat beban yang bekerja. Kedua, pelat pondasi rakit dianggap merupakan struktur yang kaku yang berarti pelat dianggap mengalami deformasi yang sama akibat beban yang bekerja.



      1. Pondasi Sumuran (coisson)

Pengertian Pondasi Sumuran (caisson) Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relatif dalam.
Persyaratan Pondasi Sumuran
1. Daya dukung pondasi harus lebih besar dari pada beban yang dipikul oleh
pondasi tersebut
2. Penurunan yang terjadi harus sesuai batas yang diizinkan (toleransi) yaitu
1” (2,54cm

5. Pondasi Sarang Laba - Laba
Salah satu solusi alternatif untuk menjawab permasalahan tersebut adalah ditemukan sistem pondasi sarang laba-laba.Sistem ini ditemukan oleh Ir Ryantori dan Ir Sutjipto tahun 1976 dengan hak paten no 7191,mulai diterapkan di proyek tahun 1978,sampai saat ini telah digunakan pada 1000 lebih bangunan.
Pondasi sistem kontruksi sarang laba-laba merupakan pondasi bawah konvensional yang kokoh dan ekonomis,dimana sistem ini adalah kombinasi antara siatem pondasi plat beton pipih menerus dengan sistem perbaikan tanah,kombinasi ini berakibat adanya kerjasama timbal balik saling menguntungkan
Sistem pondasi ini memiliki kekakuan(rigidity) jauh lebih tinggi/baik dan bersifat monolit bila dibandingkan dengan sistem pondasi dangkal lainnya.Karena plat konstruksi pada sarang laba-laba dapat bekerja dengan baik terhadap beban-beban vertikal kolom, bila ditinjau dari perbandingan penurunan dan pola keruntuhan.Rib juga berfungsi sebagai penyebar tegangan atau gaya yang bekerja pada kolom.dimana pasir,tanah sebagai pengisi dipadatkan dan berfungsi untuk menjepit rib- rib konstruksi terhadap lipatan dan puntir.Dengan memanfaatkan tanah hingga mampu berfungsi sebagai struktur dengan komposisi sekitar 85% tanah dan 15 %beton,
maka sistem ini dari segi biaya lebih murah dari sistem pondasi lainnya.Oleh karena itu pondasi sistem konstruksi sarang laba-laba akan menjadi suatu sistem struktur bawah yang sangat kaku dan kokoh serta aman terhadap penurunan dan gempa.Sistem ini dalam pelaksanaannya memerlukan waktu relatif singkat serta tidak memerlukan keahlian tinggi dan pengembanganya dapat dilaksanakan dengan precast/pracetak.Fungsi konstruksi sarang laba-laba sangat cocok untuk pondasi bangunan bertingkat dua sampai sepuluh lantai,gedung kelas satu,container yard/terminal peti kemas,menara transmisi tegangan tinggi,menara/tugu,kolam renang,tangki-tangki minyak,jalan kelas satu,
konstruksi landasan pesawat udara/runway,apron dan pondasi open storage.





Pondasi menerus biasa di gunakan untuk pondasi dinding, terutama digunakan pada bangunan rumah tinggal tidak bertingkat, seluruh beban atap/ beban bangunan umumnya dipikul oleh dinding dan diteruskan ke tanah melelui pondasi menerus sepanjang dinding bangunan.
Untuk bangunan kecil diatas tanah baik, pondasi menerus dinding setengah bata cukup diletakan pada kedalaman 60 - 80 cm, sedang konstruksi pondasi cukup dari pasangan batu kali, lebar dasar pondasi umumnya tidak kurang dari dua setengah kali tebal tembok.
Di atas pondasi batu perlu dipasang balok sloof beton bertulang yang berfungsi sebagai balok pengikat dan juga dapat meratakan beban dinding.
Untuk dinding yang memikul beban agak berat atau karena daya dukung tanah kecil, digunakan pondasi jalur pelat beton.
Untuk menambah ketahan bangunan terhadap gempa, pondasi sebaiknya dibuat menerus sekeliling bangunan tanpa terputus, juga untuk pondasi dinding penyekat dibuat menerus agar lebih kaku/kokoh


TUGAS
TEKNIK PONDASI 1





Disusun Oleh :
Riza Yudha Arifandi 5085111017
Fajar Setyawahyudi 5095111039

Jurusan Teknik Sipil S1

Fakultas Sains Dan Teknologi
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar